Minggu, 08 Januari 2012

STRESS KERJA


Ada beberapa alasan mengapa masalah stres yang berkaitan dengan organisasi perlu diangkat ke permukaan pada saat ini, diantaranya adalah:
1.      Masalah stres adalah masalah yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan, dan posisinya sangat penting dalam kaitannya dengn produktifitas kerja karyawan.
2.      Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersumber dari luar organisasi, stres juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi. Oleh karenanya perlu disadari dan dipahami keberadaannya.
3.      Pemahaman akan sumber-sumber stres yang disertai dengan pemahaman terhadap cara-cara mengatasinya, adalah penting sekali bagi karyawan dan siapa saja yang terlibat dalam organisasi demi kelangsungan organisasi yang sehat dan efektif.
4.      Banyak di antara kita yang hampir pasti merupakan bagian dari satu atau beberapa organisasi, baik sebagai atasan maupun sebagai bawahan, pernah mengalami stres meskipun dalam taraf yang amat rendah.
5.      Dalam zaman kemajuan di segala bidang seperti sekarang ini manusia semakin sibuk. Di satu pihak, peralatan kerja semakin modern dan efisien, dan di lain pihak beban kerja di satuan-satuan organisasi juga semakin bertambah. Keadaan ini tentu saja akan menuntut energi pegawai yang lebih besar dari yang sudah-sudah. Sebagai akibatnya, pengalaman-pengalaman yang disebut stres dalam taraf yang cukup tinggi menjadi semakin terasa.
(Nimran, 1999:79-80)

Stephen P. Robbins mengemukakan bahwa “Stres adalah kondisi dinamik yang di dalamnya individu mengalami peluang, kendala (constraints), atau tuntutan (demands) yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.” (Robbins, 2006:793)

Hans Selye, M.D. memberikan definisi tentang stres sebagai berikut: ”Stres adalah tanggapan yang menyeluruh dari tubuh terhadap setiap tuntutan yang datang atasnya” (Hardjana, 1994:23). Orang yang sedang mengalami stres secara psikologis menderita tekanan dan ketegangan yang membuat pola berpikir, emosi, dan perilakunya kacau. Dia menjadi gugup dan gelisah (nervous). Secara psikologis, kegugupan dan kegelisahan itu menggejala pada denyut jantung yang cepat, perut terkocok-mual, mulut kering dari air liur, keringat yang mengucur di sekujur tubuh.

Tuntutan kerja dapat menjadi sumber stres, yaitu beban kerja terlalu besar dan berat. Hal ini karena jumlahnya. Misalnya harus menyelesaikan pekerjaan yang banyak dalam waktu terbatas. Atau karena sifat kerja itu sendiri, dimana pekerjaan tersebut membutuhkan banyak tenaga dan pikiran. Hubungan antar manusia ditempat kerja jelas merupakan sumber stres karena hubungan dengan atasan, rekan sekerja dan bawahan tidak selalu baik dan serasi. Hal ini bisa disebabkan karena unsur persaingan atau tindakan yang sengaja mau menjatuhkan.

Sebenarnya, pengertian stres dengan stres kerja itu hampir sama, hanya saja ruang lingkup untuk pengertian stres jauh lebih luas, karena bisa terjadi dan disebabkan oleh lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja, sedangkan stres kerja hanya terjadi di lingkungan kerja (Gibson, 1991:339).

Yoder dan Staudohar mengemukakan bahwa ”Job stress refers to a physical or psychological deviation from the normal human state that is caused by stimuli in the work environment.” (Yoder dan Staudohar, 1982:308). Hal ini berarti merupakan suatu tekanan akibat bekerja juga akan mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi fisik seseorang, di mana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan tempat individu tersebut berada.

Kondisi seseorang dalam bekerja, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan sering menyebabkan seseorang menjadi stres. Stres yang terlalu besar dapat menurunkan prestasi kerja seseorang karena orang tersebut menjadi kehilangan kemampuan untuk mengendalikan sesuatu, tidak mampu mengambil keputusan dan perilaku yang ditimbulkan menjadi tidak teratur. Kondisi kerja seseorang dipengaruhi dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan. Kondisi-kondisi kerja yang berasal dari dalam perusahaan adalah:
1.      Beban kerja yang berlebihan
2.      Tekanan atau desakan waktu
3.      Kualitas supervisi yang jelek
4.      Iklim politis yang tidak aman
5.      Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
6.      Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab
7.      Kemenduan atau ketidakjelasan peranan (role ambiguity)
8.      Frustasi
9.      Konflik antar pribadi dan antar kelompok
10.  Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan
11.  Berbagai bentuk perubahan

Sedangkan untuk kondisi-kondisi kerja yang berasal dari luar perusahaan adalah:
1.      Kekuatiran finansial
2.      Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak
3.      Masalah-masalah perkawinan (misalnya perceraian)
4.      Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara
(Handoko, 1993:200-201)
Stres yang optimal, berperan dan berdampak positif serta konsturktif bagi kita. Stres yang baik disebut eustress. Sebaliknya ada stres yang merugikan dan merusak bagi kita, yaitu distress. Stres menjadi eustress atau distress, dipengaruhi oleh penilaian dan daya tahan kita terhadap hal, peristiwa, orang, dan keadaan yang potensial atau netral.

Bila berbicara stres dalam organisasi publik, terkadang tingkat stres yang diakibatkan oleh beban pekerjaan ataupun beban masalah-masalah individu, dapat menimbulkan produktivitas kerja yang menurun. Ciri-ciri bebanan kerja pada individu ini dapat terlihat dengan orang tersebut menjadi pemurung, tidak enerjik, menjadi malas bekerja dan lain sebagainya. Reaksi dari seseorang berlebihan dari tekanan yang sangat tinggi yang dibebankan pada seseorang melebihi kemampuan yang dapat orang tersebut perbuat, adanya halangan ataupun kurangnya kesempatan.

Fungsi stress bagi pekerja adalah memberikan dampak positif terhadap penampilan kerja. Bagaimana stres yang berpotensi menjadi stres yang berlebih; yaitu ketika ketidaksenangan dengan nilai akhir misalnya karena tidak adanya pernghargaan dan gaji yang didapat kurang ataupun terlalu terobsesi dengan hasil sehingga melupakan proses pekerjaan itu sendiri.

Davis dan Newstrom menyebutkan adanya beberapa karakteristik pekerjaan dan lingkungan kerja yang mengandung situasi stres antara lain adalah:
1.      Tugas/beban kerja yang terlalu banyak.
2.      Supervisor/pimpinan yang kurang pandai.
3.      Terbatasnya waktu dalam mengerjakan pekerjaan.
4.      Kurang mendapat tanggungjawab yang memadai.
5.      Ambiguitas peran.
6.      Perbedaan nilai dengan perusahaan.
7.      Frustasi.
8.      Perubahan tipe pekerjaan.
9.      Konflik peran.
(Davis dan Newstrom, 1993:375)

Lebih lanjut, Robbins mengemukakan bahwa terdapat 3 kategori umum gejala stres, yaitu:
1.      Gejala fisiologis
2.      Gejala psikologis
3.      Gejala perilaku.
(Robbins, 2006:800-801)

Apabila stres kerja ini dapat ditanggulangi secara adaptif dan efektif, maka akan menunjang kinerja pegawai di suatu organisasi sehingga pegawai dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar