Ada
beberapa alasan mengapa masalah stres yang berkaitan dengan organisasi perlu
diangkat ke permukaan pada saat ini, diantaranya adalah:
1.
Masalah stres adalah masalah yang
akhir-akhir ini hangat dibicarakan, dan posisinya sangat penting dalam
kaitannya dengn produktifitas kerja karyawan.
2.
Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang bersumber dari luar organisasi, stres juga banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi. Oleh karenanya perlu disadari
dan dipahami keberadaannya.
3.
Pemahaman akan sumber-sumber stres yang
disertai dengan pemahaman terhadap cara-cara mengatasinya, adalah penting
sekali bagi karyawan dan siapa saja yang terlibat dalam organisasi demi
kelangsungan organisasi yang sehat dan efektif.
4.
Banyak di antara kita yang hampir pasti
merupakan bagian dari satu atau beberapa organisasi, baik sebagai atasan maupun
sebagai bawahan, pernah mengalami stres meskipun dalam taraf yang amat rendah.
5.
Dalam zaman kemajuan di segala bidang
seperti sekarang ini manusia semakin sibuk. Di satu pihak, peralatan kerja
semakin modern dan efisien, dan di lain pihak beban kerja di satuan-satuan
organisasi juga semakin bertambah. Keadaan ini tentu saja akan menuntut energi
pegawai yang lebih besar dari yang sudah-sudah. Sebagai akibatnya,
pengalaman-pengalaman yang disebut stres dalam taraf yang cukup tinggi menjadi
semakin terasa.
(Nimran,
1999:79-80)
Stephen
P. Robbins mengemukakan bahwa “Stres adalah kondisi dinamik yang di dalamnya individu
mengalami peluang, kendala (constraints),
atau tuntutan (demands) yang terkait
dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai
tidak pasti dan penting.” (Robbins, 2006:793)
Hans
Selye, M.D. memberikan definisi tentang stres sebagai berikut: ”Stres adalah
tanggapan yang menyeluruh dari tubuh terhadap setiap tuntutan yang datang
atasnya” (Hardjana, 1994:23). Orang yang sedang mengalami stres secara
psikologis menderita tekanan dan ketegangan yang membuat pola berpikir, emosi,
dan perilakunya kacau. Dia menjadi gugup dan gelisah (nervous). Secara psikologis, kegugupan dan kegelisahan itu
menggejala pada denyut jantung yang cepat, perut terkocok-mual, mulut kering
dari air liur, keringat yang mengucur di sekujur tubuh.
Tuntutan
kerja dapat menjadi sumber stres, yaitu beban kerja terlalu besar dan berat.
Hal ini karena jumlahnya. Misalnya harus menyelesaikan pekerjaan yang banyak
dalam waktu terbatas. Atau karena sifat kerja itu sendiri, dimana pekerjaan
tersebut membutuhkan banyak tenaga dan pikiran. Hubungan antar manusia ditempat
kerja jelas merupakan sumber stres karena hubungan dengan atasan, rekan sekerja
dan bawahan tidak selalu baik dan serasi. Hal ini bisa disebabkan karena unsur
persaingan atau tindakan yang sengaja mau menjatuhkan.
Sebenarnya,
pengertian stres dengan stres kerja itu hampir sama, hanya saja ruang lingkup
untuk pengertian stres jauh lebih luas, karena bisa terjadi dan disebabkan oleh
lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja, sedangkan stres kerja hanya
terjadi di lingkungan kerja (Gibson, 1991:339).
Yoder
dan Staudohar mengemukakan bahwa ”Job
stress refers to a physical or psychological deviation from the normal human
state that is caused by stimuli in the work environment.” (Yoder dan
Staudohar, 1982:308). Hal ini berarti merupakan suatu tekanan akibat bekerja
juga akan mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi fisik seseorang, di
mana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan tempat individu tersebut
berada.
Kondisi
seseorang dalam bekerja, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan
sering menyebabkan seseorang menjadi stres. Stres yang terlalu besar dapat
menurunkan prestasi kerja seseorang karena orang tersebut menjadi kehilangan
kemampuan untuk mengendalikan sesuatu, tidak mampu mengambil keputusan dan
perilaku yang ditimbulkan menjadi tidak teratur. Kondisi kerja seseorang
dipengaruhi dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan. Kondisi-kondisi
kerja yang berasal dari dalam perusahaan adalah:
1.
Beban kerja yang berlebihan
2.
Tekanan atau desakan waktu
3.
Kualitas supervisi yang jelek
4.
Iklim politis yang tidak aman
5.
Umpan balik tentang pelaksanaan kerja
yang tidak memadai
6.
Wewenang yang tidak mencukupi untuk
melaksanakan tanggung jawab
7.
Kemenduan atau ketidakjelasan peranan (role ambiguity)
8.
Frustasi
9.
Konflik antar pribadi dan antar kelompok
10.
Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan
dan karyawan
11.
Berbagai bentuk perubahan
Sedangkan
untuk kondisi-kondisi kerja yang berasal dari luar perusahaan adalah:
1.
Kekuatiran finansial
2.
Masalah-masalah yang bersangkutan dengan
anak
3.
Masalah-masalah perkawinan (misalnya
perceraian)
4.
Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti
kematian sanak saudara
(Handoko,
1993:200-201)
Stres
yang optimal, berperan dan berdampak positif serta konsturktif bagi kita. Stres
yang baik disebut eustress.
Sebaliknya ada stres yang merugikan dan merusak bagi kita, yaitu distress. Stres menjadi eustress atau distress, dipengaruhi oleh penilaian dan daya tahan kita terhadap
hal, peristiwa, orang, dan keadaan yang potensial atau netral.
Bila
berbicara stres dalam organisasi publik, terkadang tingkat stres yang
diakibatkan oleh beban pekerjaan ataupun beban masalah-masalah individu, dapat
menimbulkan produktivitas kerja yang menurun. Ciri-ciri bebanan kerja pada
individu ini dapat terlihat dengan orang tersebut menjadi pemurung, tidak
enerjik, menjadi malas bekerja dan lain sebagainya. Reaksi dari seseorang
berlebihan dari tekanan yang sangat tinggi yang dibebankan pada seseorang
melebihi kemampuan yang dapat orang tersebut perbuat, adanya halangan ataupun
kurangnya kesempatan.
Fungsi
stress bagi pekerja adalah memberikan dampak positif terhadap penampilan kerja.
Bagaimana stres yang berpotensi menjadi stres yang berlebih; yaitu ketika
ketidaksenangan dengan nilai akhir misalnya karena tidak adanya pernghargaan
dan gaji yang didapat kurang ataupun terlalu terobsesi dengan hasil sehingga
melupakan proses pekerjaan itu sendiri.
Davis
dan Newstrom menyebutkan adanya beberapa karakteristik pekerjaan dan lingkungan
kerja yang mengandung situasi stres antara lain adalah:
1.
Tugas/beban kerja yang terlalu banyak.
2.
Supervisor/pimpinan yang kurang pandai.
3.
Terbatasnya waktu dalam mengerjakan
pekerjaan.
4.
Kurang mendapat tanggungjawab yang memadai.
5.
Ambiguitas peran.
6.
Perbedaan nilai dengan perusahaan.
7.
Frustasi.
8.
Perubahan tipe pekerjaan.
9.
Konflik peran.
(Davis dan
Newstrom, 1993:375)
Lebih
lanjut, Robbins mengemukakan bahwa terdapat 3 kategori umum gejala stres,
yaitu:
1.
Gejala fisiologis
2.
Gejala psikologis
3.
Gejala perilaku.
(Robbins, 2006:800-801)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar